Judul : Haru no Sora
Pengarang : Laili Muttamimah
Penerbit : Ice Cube Publisher
Sinopsis
“Aku berharap musim dingin dapat membekukan rasa sakitku,” ujarku lirih.
“Begitu?” tanya laki-laki itu, asap putih yang hangat keluar dari mulutnya. “Kau pikir, ketika rasa sakit itu membeku, kau tidak akan merasakan sakit lagi?”
“Mungkin begitu.”
“Kurasa kau tidak akan bisa membekukan rasa sakitmu.”
“Kenapa?”
“Karena rasa sakitmu akan mencair ketika musim semi tiba.”
Tiap tahun, Miyazaki Sora selalu menantikan kedatangan musim dingin. Titik-titik putih yang jatuh dari langit berarti tiba waktunya untuk bermain di halaman bersama sang ayah, sementara si ibu akan menyiapkan hidangan lezat di meja makan. Di balik gunungan salju yang menumpuk di halaman, Sora menemukan kehangatan kasih sayang kedua orangtuanya. Namun itu dulu. Sebelum suatu rahasia yang terbongkar di musim dingin tiga tahun lalu merenggut nyawa ibunya. Sebelum judi dan alkohol menjerat perhatian ayahnya. Sebelum Sora memilih melanjutkan hidupnya dengan menapaki jalan yang salah.
***
Haru no Sora adalah salah satu naskah pemenang lomba menulis novel yang diadakan oleh Ice Cube dengan tema YARN atau Young-Adult Realistic Novel. Buku ini bercerita tentang kisah seorang siswi SMA bernama Miyazaki Sora. Miyazaki Sora terpaksa bekerja sebagai perempuan malam demi menyambung hidup dan menutup hutang ayahnya. Sora memiliki dua orang sahabat bernama Risa dan Sae. Sehari-hari di sekolahnya, Sora terkenal sebagai siswi cantik yang berkuasa. Sora sering mem-bully salah satu teman sekelasnya, Akiyama Airi-- seorang siswi yang gemuk.
Kedua sahabatnya tidak tahu kalau pekerjaan Sora adalah pekerjaan "tidak baik". Mereka hanya memuji pekerjaannya yang mendapat banyak uang. Ayahnya sering menghabiskan uang untuk mabuk-mabukan dan berjudi. Sora membenci ayahnya, tapi sebenarnya, dia hanya kesepian dan sedih menanggung beban hidup yang berat.
Akhirnya ia bertemu dengan Yoshida Haru yang membuatnya merasa menjadi siswi SMA biasa yang bisa jatuh cinta. Namun ternyata, pertemuan dengan Haru bukanlah kebetulan. Itu takdir yang tidak diduga. Ada banyak kebenaran di balik pertemuan Sora dengan Haru.
***
Haru no Sora adalah novel YARN pertama yang saya baca. Sekaligus karya Laili Muttamimah yang pertama saya baca. Saya tertarik membeli novel ini karena rating-nya yang lebih tinggi dari juara pertama YARN, Hikkikomori-chan karya Ghyna Amanda Putri.
Ceritanya asyik dan menarik pembaca untuk membaca kelanjutannya. Alurnya mengalir dan tidak membosankan. Dan banyak kata-kata mutiara di dalam novel ini. Di setiap awal bab, ada kata mutiara dari Haruki Murakami. Lalu, untuk latar cerita yang mengambil latar Jepang. Saya suka dengan cara penulis menggambarkan Jepang sebagai latar. Biasanya beberapa penulis lokal mengalami kesulitan untuk menggambarkan latar luar negeri dalam cerita, sehingga terkesan memaksakan. Tapi, Haru no Sora terasa Jepang-nya.
Karakter cerita kuat tapi tetap tidak mengalahkan tokoh utama. Saya suka dengan semua karakternya, termasuk Miyazaki Sora. Tokoh-tokohnya punya kepribadian yang membuat cerita berjalan dengan baik. Dan mata saya juga belum menemukan typo di novel ini. Tapi saya kurang suka dengan covernya yang kurang menarik. Karena menurut saya, walau orang bilang "Lihat buku jangan dari sampul atau sinopsisnya" tapi sebenarnya, orang tetap ada yang menilai buku dari sampulnya.
Ada beberapa hal yang mengganggu di novel ini. Sebenarnya detail kecil, tapi bagi saya mengganggu. Pertama, nama tokoh Yoshida Haru sama dengan nama salah satu tokoh di salah satu anime Jepang, Tonari no Kaibutsu-kun, walau wataknya beda. Ada satu ciri fisik yang sama antara Yoshida Haru di novel Haru no Sora dan Yoshida Haru di anime Tonari no Kaibutsu-kun yaitu sama-sama berambut hitam.
Kedua, nama sekolahnya, Hyouka Gakuen. Hyouka juga nama salah satu anime, namun saya tidak terlalu mempermasalahkannya. Hanya terdengar aneh jika namanya Hyouka, karena arti Hyouka adalah es krim. Sekolah es krim?
Ketiga, ada bagian saat Haru mengajarkan Kanji pada Sora di kedai Monja. Di anime Tonari no Kaibutsu-kun juga ada bagian ke kedai Monja. Ada keempat, kelima, dan ke-lainnya. Jadi, silakan membaca! Mungkin harus diberi kata-kata "Mohon maaf jika ada kesamaan nama orang, tempat, atau lainnya." Seperti yang biasa ada di awal sinetron-sinetron televisi.
Tapi secara keseluruhan, saya suka kok dengan cerita ini. 3,5 bintang.