https://pwgara.wordpress.com/2015/04/23/give-away-untuk-apa-kau-menandai-waktu/comment-page-2/#comment-2465

Menurutku, kita sebenarnya tidak menandai waktu. Bagiku,
kata 'menandai waktu' itu sendiri sebenarnya hanya pemaksaan dari kita karena
kita ingin membekukan waktu sejenak untuk mengenang sesuatu. Seperti menulis
diari misalnya. Dalam setiap lembar diari, kita menandai waktu-waktu khusus
saat peristiwa yang ditulis itu terjadi kan? Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at,
Sabtu, Minggu. Ah, waktu terus berjalan tanpa kita tahu. Semakin cepat selambat
yang kita ketahui. Dan tahu-tahu saja, hari esok sudah tiba. Lalu kita dengan
jujurnya berkata ingin kembali ke hari kemarin. Kembali ke peristiwa kemarin.
Bukankah kita dengan egoisnya ingin waktu melambat saat peristiwa menyenangkan
terjadi? Dan ingin waktu berlari saat ada peristiwa sedih?
Jadi, apa gunanya menandai waktu? Selain mengenang, menandai
waktu juga bisa membuat kita disiplin. Semua orang, menurutku, pasti pernah
mengalami kata terlambat. Kalau orang yang mengalami kata terlambat itu sadar,
maka ia akan menandai waktu. Ia akan membuat jadwal waktunya sendiri. Oke, ini
pribadi sih wkwk. Orang yang disiplin rata-rata punya jadwal waktu, sepanjang survey
yang aku lakukan. Nah, jadwal waktu itu berisi jam saat-saat di mana mereka akan
melakukan aktivitas sehari-harinya. Tapi, kok ya, di zaman sekarang, waktu itu
dipergunakan nggak semestinya.
Beberapa orang kekurangan waktu karena mereka menyibukkan
diri. Tapi, beberapa orang membutuhkan waktu lebih banyak untuk menjalani hidup.
Dan, kadang, para orang-orang yang merasa kekurangan waktu ini tidak memikirkan
bagaimana perasaan orang-orang yang membutuhkan waktu. Maka, menandai waktu
bisa menjadi sebuah rasa syukur. Kita yang—semestinya bersyukur karena tidak
kekurangan waktu dan tidak pula butuh waktu.
Selain itu, apa lagi? Menandai waktu bisa membuat kita
menahan keluhan. Ini berhubungan sama rasa syukur di atas. Dengan bersyukur,
kita bisa memahami keadaan kita yang lebih baik dari orang lain. Nah, dengan
itu, kita bisa belajar bersyukur kalau masih ada yang tidak lebih baik dari
kita. Lucu, ya. Menandai waktu banyak fungsinya. Padahal, waktu itu sendiri
hanya nama. Waktu itu kan kasat mata. Jamlah yang mewujudkan seperti apa waktu
itu sendiri^^
akun twitter : @anotheruye
0 komentar:
Posting Komentar