Sekali
lagi dia terbatuk-batuk parah. Wajahnya pucat seakan kehabisan darah. Aku tak
tau siapa dia. Aku menyimpan iba sambil mengobatinya. Memberikan obat batuk
serta minyak kayu putih untuk melegakan tenggorokannya sesaat.
Aku sedang
menjalankan piket pmr hari ini. Dan tiba-tiba ia masuk ke uks sambil memegang
dadanya. Ia tidak mengeluh atau mengatakan sakitnya padaku, tapi hanya
tersenyum.
"Terima
kasih, petugas pmr." katanya pelan. Suaranya parau namun melekat jelas
dalam pendengaranku. Aku hanya mengangguk. Dan dia kembali ke kelas.
Seminggu
berlalu. Sekolah sedang sibuk-sibuknya karena sebentar lagi ada HUT Sekolah.
Begitu pula PMR. Di balik kemeriahan HUT Sekolah, pasti akan ada yang jatuh
sakit. Entah karena kelelahan, kepanasan atau apapun. Di saat itulah PMR siap
menangani. Dan aku adalah koordinator PMR yang akan menangani siswa yang
mengalami luka.
***
Akhirnya, HUT
Sekolah pun dimulai. Semua terlihat ceria dan senang. Ada banyak penampilan di
panggung. Setiap kelas diwajibkan member penampilan berdurasi lima menit.
Kelasku, X-A menampilkan lawakan berupa menirukan gaya boyband. Aku menunggu
penampilan lucu teman-temanku sambil berdiri di depan UKS. Letak UKS di dekat
panggung. Kami PMR berjaga-jaga jika saja ada yang sakit atau pingsan.
“Sekarang, kita akan melihat penampilan
dari kelas………. Sepuluh A!” ucap pembawa acara.
“Yeeeee!!!”
Kudengar
sorak ceria itu dari teman-temanku yang mendukung dari samping panggung. Baru
saja melihat mereka berdiri, tawaku sudah berderai. Boyband lawak itu terdiri
atas lima orang. Mereka menirukan gaya boyband dan menari dengan cara aneh
sehingga membuat semua orang tertawa. Bahkan guru-guru pun sampai keluar dari
ruang guru saking hebohnya mendengar teriakan dan tawa penonton.
Ternyata
ada kesalahan. Di menit keempat, salah satu temanku tak sengaja tersandung kabel
pengeras suara sehingga ia terjatuh dan peralatan pengeras suara lain ikut berjatuhan.
Begitu pula panggungnya mulai doyong. Semua orang berlari panik menjauhi
panggung. Aku dengan segera berlari untuk menyelamatkan temanku yang jatuh.
Setelah menolongnya dari lilitan kabel, aku menyuruhnya segera pergi dari
panggung.
Hingga, ada suara benda jatuh. Dan
segalanya samar.
“Petugas PMR, bangun. Kok petugas
PMR malah terluka? Seharusnya petugas PMR itu nggak luka.” Itu suara yang
kudengar.
Suara itu
lagi. Suara yang telah berhari-hari tanpa sengaja aku rindukan. Aku membuka
mata perlahan. Di pandanganku, ada wajahnya. Ia tersenyum seperti saat pertama
kami bertemu.
“Petugas PMR, ini hansaplast. Di
tangan dan dahimu ada luka. Pasang sendiri, ya. Aku takut dosa.” Katanya.
“Jangan panggil petugas PMR.
Namaku Alia.”
Ia hanya
mengangguk dan tersenyum. Setelah itu mengucap salam dan pergi dari hadapanku.
Siapa dia? Aku lupa bertanya namanya.
https://www.facebook.com/notes/dy-lunaly/quizdy-are-you-stalker-or-php-er/433948023439769?notif_t=like
1 komentar:
Alia? Embel-embel modus nama sendiri?
Aku suka ini hehe (y)
-Akabane-
Posting Komentar